Sabtu, 09 Januari 2016

273: Mie Instan dan Air Keran

Mie Instan dan Air Keran
Intermeso 273

Ini cerita ustadz yang dikirim ke Inggris, mengikuti program pertukaran guru (teacher exchange) dengan salah satu sekolah di Keighley.

Pada tahun ke-9 ini, pengiriman guru dilaksanakan pada bulan Desember, tentu saja di Inggris sedang musim dingin, oleh karena itu kegiatan nyaris hanya mengajar dan pulang ke rumah.

Mereka sudah berpakaian rangkap tujuh, tetapi masih juga terasa dingin.

Seperti layaknya warga setempat,  setiap hari mereka makan roti; pagi makan roti, siang roti, dan malam juga roti. Bagi orang Indonesia, kalau belum makan nasi, perutnya belum kenyang. Apa lagi di musim dingin, tentu lebih cepat lapar.

Suatu malam mereka berdua perutnya lapar, mau cari nasi tentu tidak mungkin. Untung saja maaih ada persediaan mie instan, maka mereka mencari air panas. Mau ke dapur tidak enak karena tinggal di rumah orang.

Tetapi bagaimana caranya mau merebus mie?

Umumnya di Eropa, di kamar mandi tersedia keran panas dan dingin. Air panas itulah yang dipakai menyiram mie instan, maka jadilah mereka menyantap makanan lezat seperti di  Indonesia.

Tentang air keran, tidak ada masalah, kalau toh ada kuman, tentu sudah mati tersiram air panas.

Alhamdulillah, mereka kembali ke Tanah Air dengan sehat, tidak ada yang sakit perut.