Jumat, 11 Juli 2014

Iklan: Prodi Baru Pendidikan Guru TK

Hari Ini pada 4:35 PM
Prodi Baru Pendidikan Guru TK

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah membuka  program studi baru Pendidikan Guru TK

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darunnajah mendapatkan ijin penyelenggaraan Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) atau Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (PGTK) Sarjana (S1)

Ijin Penyelenggaraan Prodi PGRA itu termaktub dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI Nomor 3656 tahun 2014 tertanggal 1 Juli 2014.

Semester ini menerima pendaftaran mahasiswa baru dan perkuliahan dimulai September.

Alamat:
Gedung Darunnajah Center 
(Samping ITC Cipulir Mas) 
Jl. Ciledug Raya No.1 Ulujami Pesanggrahan Jakarta Selatan 12250,.
Brosur | PGTK Darunnajah


Hubungi:
Siti Nurhidayah: 0812 18599965
Restu Umi:  081316267566
Kantor: 02171050880
Email: pgtk_darunnajah08@yahoo.com
http://pgtkdarunnajah.com/



lembaga pendidikan islam pondok pesantren  modern boarding school 

perguruan tinggi  sekolah tinggi 

Selasa, 08 Juli 2014

Sidang Isbat dan Darul Ifta'

Intermeso 76: Sidang Isbat dan Darul Ifta'

     
Kemaren sore menteri Agama RI kembali menggelar sidang isbat untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan 1433.  Meskipun sidang sudah memutuskan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012, namun belum berarti umat Islam memulai ibadah puasa dengan serempak pada hari Sabtu. Muhammadiyah sudah mengumumkan akan memulai puasa pada hari Jumat.
   
Yang menjadi persoalan adalah tinggi hilal kemarin sore baru 1,41 derajat, sehingga tidak bisa di-ru'yah, meskipun ada peserta sidang yang mengaku sudah melihat hilal di Cilincing Jakarta Utara, dan pengakuan itu diragukan mengingat cuaca di Jakarta pada saat itu mendung dan laporan dari berbagai titik ru'yah di seluruh Indonesia tidak ada yang melihat hilal. 
   
Memang di Indonesia, tanggal 1 Ramadhan dan tanggal 1 Syawwal sering tidak serempak. Yang menjadi pokok persoalan adalah metode yang berbeda, metode ru'yah dan hisab. Sebenarnya dua metode itu dapat disatukan dan saling menunjang, metode hisab sabagai penentu posisi dan waktu untuk hilal yang akan di-ru'yah. 
   
Sebenarnya sudah disepakati, untuk menentukan bulan baru: (1) tinggi hilal di atas 2 derajat, dan (2) ijtima' (tanggal nol) harus sudah berumur 8 jam.    
   
Walhasil, di Indonesia puasa dimulai hari Sabtu, hanya Muhammadiyah  yang memulai pada hari Jumat dan Jam'iyah Annadzir (Sulsel) pada hari Kamis, Toriqoh Naqsabandiah (Sumbar) hari Rabu, sedangkan Islam Aboge di Banyumas hari Sabtu-manis. 
     
Saya sempat bertanya pada teman-teman yang sempat belajar di Timur-Tengah, "Bagaimana pemerintah menetapkan awal Ramadhan atau Idul Fitri?".
   
Di Mesir ada  Darul Ifta' semacam MUI di Indonesia dan di negara-negara Arab ada Mufti yang berhak mengeluarkn fatwa, dan mufti cuma satu orang, keputusannya tidak akan terpecah, satu negara harus tunduk pada fatwa mufti tersebut, tanpa kecuali.
     

Kata teman saya lagi, "Di Indonesia rupanya banyak mufti". Sudah ada sidang isbat, tetap saja tidak bulat.

Syekh Madinah dan Polisi Cepek

   
Pesantren Darunnajah kembali mengadakan dauroh (penataran) Bahasa Arab dan muqobalah (seleksi masuk Universitas Islam Madinah), 27 Juni sampai 12 Juli 2012.

Dauroh guru bahasa Arab dan Imam masjid dan Khotib ini merupakan dauroh ketiga yang diselenggarakan bekerjasama dengan Universitas Islam Madinah.
   
Meskipun dauroh baru akan dimulai 27 Juni, sejak 21 Juni sudah ada seorang syekh yang tinggal di Darunnajah.
   
Pada suatu sore syekh minta diantar ke toko swalayan, maka dua orang ustadz mendampinginya menuju Carrefour Lebakbulus.
   
Jalan menuju Lebakbulus memang agak macet, di pertigaan rel kereta api Bintaro, ada “Polisi Cepek” yang sedang mengatur lalu-lintas. Bagi kita, itu pemandangan biasa sehari-hari, tetapi bagi Syekh  merupakan pengalaman baru, di negerinya bisa jadi tidak ada pekerja seperti ini. 
   
"Ini polisi apa bukan?, kok tidak pakai seragam". Kira2 demikian yang ada dalam fikiran Syekh. 
   
Pekerja seperti itu banyak terdapat di perempatan Jakarta. Disebut “Polisi Cepek”, atau juga disebut “Pak Ogah”. 
   
Maka Syekh bertanya, "Hal huwa syarthiyyun?" (Apakah dia polisi?), dijawab, "La, laisa huwa syarthiyyan!" (Bukan, dia bukan polisi!) 
   
Syekh bertanya lagi, "Huwa, mutathowwi'?" (Apakah dia sukarelawan). Maka dijawab, "Na'am!".
   
Sebenarnya akan dijawab "Itu Polisi Cepek", atau "Pak Ogah", cuma apa ya, bahasa Arabnya?
   
Itu kan istilah lokal, jangan-jangan belum masuk kamus bahasa.

Makasar, Kota yang Gonti-ganti Nama

Intermeso 74: Makasar, Kota yang Gonti-ganti Nama

Kotamadya dan ibu kota Sulawesi Selatan ini bernama Makasar. 

Nama Makasar berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makasar "mangkasara" yang berarti yang menampakkan diri atau yang bersifat terbuka. 
   

Tahun 1971 nama Makasar diganti menjadi Ujungpandang dengan keputusan DPRD Kodya Makasar. Pergantian nama bukan karena Makasar sering diplesetkan menjadi manusia kasar, tetapi lebih beralasan politik. Penduduk kota Makasar tidak hanya terdiri dari Suku Makasar saja, tetapi sudah multi etnis. Dengan alasan nasionalisasi itulah nama Makasar dirubah, dan  tidak lagi terkesan etnis dan sektoral. 
   

Pergantian nama itu menjadi perdebatan yang panjang dan lama. 
   

Tahun 1999 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, nama kota ini dikembalikan menjadi Makasar lagi dengan alasan, pada saat itu nama daerah tidak akan mendorong adanya disintegrasi, justru yang menjadi persoalan adalah bila pemerintah daerah dan pusat tidak berlaku adil kepada rakyat, demikian Gus Dur.