Rabu, 25 Juni 2014

HP Sejuta Umat Dikerubuti Copet

Intermeso 73: HP Sejuta Umat Dikerubuti Copet

Tahun 2003, hand phone (mobile phone) masih menjadi barang mahal dan tidak semua orang dapat menikmati alat komunikasi itu.  
   
Saya bersyukur, sejak tahun 2000 sudah pegang HP, yang pertama merk Ericsson, HP sebesar jagung bakar (ma'af agak berlebihan) yang pakai antena itu, jujur membanggakan diri saya.
   
Kalau menelpon teman, terkadang harus keluar  rumah, maksudnya mencari sinyal yang bagus, tetapi bisa jadi disangka pamer HP.
   
Tahun 2002, HP diganti Nokia 3315, bentuknya lebih kecil dan tidak pakai antena lagi, layarnya lebih lebar sehingga lebih mudah untk berkirim SMS. HP serie ini memang bandel dan banyak yang pakai, sehingga disebut HP Sejuta Umat, pinjam istilah Da'i Sejuta Umat, K.H. Zainuddin MZ.
     
Pada saat itu memang HP masih dianggap barang mahal dan banyak diincar pencopet, baik di bus kota, di angkot, atau saat mengantri di bank.
   
Mendengar cerita teman-teman yang HP-nya hilang dan berinisiatif mengikatnya dengan tali, maka saya ikut-kutan juga mengikat HP dengan tali.
   
Pada suatu hari, di hari Jumat, saya ada keperluan ke Kebayoran Lama. Saya buru-buru pulang karena sebentar lagi salat Jumat.
   
Di bawah jembatan layang, saya akan naik angkot C05 rute Kebayoran Lama - Taman Mangu, sebentar saya melihat jam di HP.
   
Ternyata ada 5 orang yang naik bareng saya, ada yang di samping sopir, di belakang sopir. Saya ambil posisi di kiri di belakang pintu. Ada yang di depan pintu dan ada juga yang di sebelah kanan saya, nyaris saya dijepit kiri, kanan, dan depan.
   
Saat itu saya sadar kalau saya sedang dikerubuti pencopet, karena saya pernah mendengar cerita seperti ini, dan ini sedang terjadi pada diri saya.
   
Mula-mula yang di depan saya menunjukkan brosur pengobatan, saya paham itu untuk mengalihkan perhatian saya. Yang di kiri saya bawa koran, untuk menghalangi pandangan mata saya ke arah kantong baju.
   
Saat itu tangan kiri saya memegangi kantong baju, sementara tangan kanan memegangi HP di kantong celana kanan.
   
Langkah berikutnya, kaki kanan saya dipencet, diurut dan digoyang-goyang,  saya paham, supaya HP di kantong celana jatuh, tetapi karena tangan kanan saya masih memegangi HP, maka ganti tangan saya yang diurut. Sementara mata saya masih mewaspadai kantong baju saya yang berisi dompet; KTP, kartu ATM, dan uang.
     
Merasa aksinya tidak berhasil, di Seskoal mereka turun. Hati saya plong.

Di dalam angkot tinggal saya dan seorang ibu. Ibu itu menyapa, "Pak, apanya yang diambil?"
   
"Alhamdulillah Bu, tidak ada yang hilang!", jawab saya.
   
 "Iya, sampai Bapak keringatan, bajunya basah".
   

Memang saya bermandi keringat, karena angkot itu tidak pakai AC. 

Hari Libur

Intermeso 72: Hari Libur

Bagi lembaga pendidikan pondok pesantren, hari libur adalah hari yang bermasalah, karena santri harus ada kegiatan, karena tidak baik kalau santri sering kosong dan sering pulang, bisa jadi disiplin yang sudah tertanam akan terkontaminasi dengan hal negatif setelah santri pulang ke rumah.  
     

Ada pesantren yang kalau libur sekolah, santri tidak pulang, tetapi mengadakan kegiatan, contohnya Pesantren Darunnajah.
     

Berbeda dengan sekolah pulang-pergi, hari libur tidaklah terlalu damasalahkan, tinggal kunci pintu kelas dan pintu gerbang, selesai.
     

Negara Indonesia adalah negara yang paling banyak hari liburnya, setahun 13 kali. Negara lain, rata-rata hari liburnya delapan kali, bahkan negara Switzerland (tetangga Perancis) hanya lima kali.
     

Indonesia yang mempunyai enam agama utama, dan semua agama minta diakomodir hari besarnya, tentu akan menambah hari libur. 
     

Hari libur di Indonesia yang sudah banyak itu, bisa lebih banyak lagi, karena ditambah lagi dengan cuti bersama dan harpitnas (hari kejepit nasional).
   

Cuti bersama sudah menjadi keputusan bersama tiga menteri: Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
     

Sekolah Islam terbesar di Jakarta, pada hari libur agama lain, sekolah tidak libur.

Komentar:

Di negara lain ada libur musim tertentu hingga 3 bln lamanya . Walau tak banyak x nya tapi mungkin lebih banyak harinya.

 

Komentar 2:

Setahu saya, Indonesia adalah negara yang hari efektif belajarnya paling banyak (220 hari setahun) dibandingkan negara lain, karana tidak ada libur musim panas dll.

Komentar 3:

Di negara2 tertentu, terutama negara dengan empat musim, murid diliburkan selama musim panas. Tujuannya satu: agar mereka bisa menikmati matahari lebih banyak dan tidak berdiam di dalam kelas

Tidak Punya Golok dan Gergaji

Intermeso 71: Tidak Punya Golok dan Gergaji

Tahun 2010 Presiden SBY mendorong revitalisasi Gerakan Pramuka. Pramuka sebagai tempat untuk mencetak generasi muda yang unggul. 
 
Character building dapat dilaksanakan antara lain melalui latihan Pramuka. Banyak hal positif yang diperoleh melalui kegiatan ini.

Pondok Pesantren Darunnajah sejak awal berdirinya sudah menjadikan gerakan Pramuka sebagai pendidikan ekstrakurikuler. Latihan pramuka merupakan kegiatan mingguan yang dilaksanakan sepanjang tahun.

Setiap golongan: Siaga, Penggalang, dan Penegak; sudah terjadwal kegiatan sepanjang tahun, dari kenaikan tingkat sampai perkemahan.

Suatu hari anak-anak santri sedang mempersiapkan perkemahan, mereka mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa, dari kebutuhan individu sampai kebutuhan regunya.

Kami yang tinggal di wilayah asrama putri tentu dapat menyaksikan kesibukan mereka, ada yang memotong bambu dan ada yang mencari perlengkapan lainnya. Ada juga yang datang ke rumah dan mengetuk pintu,
    "Assalamu'alaikum, Ustadzah?!"
    "Wa'alaikum salam, ada perlu apa?"
    Ustadzah punya cobek, pinjam dong buat kemah"
    "Cobeknya sudah dipinjam X"
    Tak lama kemudian, pintu diketok lagi,
    "Assalamu'alaikum, Ustadzah?!"
    "Wa'alaikum salam, ada apa sayang?"
    "Ustadzah punya golok dan gergaji?"
    "Punya, tapi sudah dipinjam Y"
    Jam 22 malam masih ada juga yang mengetuk pintu. 
    Tok tok tok, "Assalamu'alaikum Ustadzah?!"
    "Ada apa?"
    "Ustadzah punya kompor?, pinjam dong?!"
    "Punya, tapi dipakai sendiri."
    "Oh ya, sudah, assalamu'alaikum!?"
    Sampai jam 23, pintu masih diketuk juga. Kami juga merasa terganggu kalau selalu diketuk dan dido'akan "salam sejahtera".

Akhirnya saya buat tulisan besar dan ditempel di pintu: Ustadzah TIDAK PUNYA: COBEK, KOMPOR, GOLOK, GERGAJI.

Ternyata tulisan itu manjur juga. Kalau terdengar langkah-langkah kaki menuju pintu, berhenti dan balik kanan.
   
Pengalaman membuktikan, setiap barang yang dipinjamkan, biasanya tidak kembali, nama peminjamnya juga lupa.
   

Itu cerita masa lalu, sekarang tidak begitu lagi.

Adat Saweran

Intermeso 70: Adat Saweran

Saat prosesi haflatu takharruj berlangsung di Darunnajah 3 Serang, para wisudawan/wisudawati tengah berdiri berderet di panggung menghadap hadirin, seorang ibu maju ke depan melempar beberapa lembar uang kertas.

Kemudian maju lagi seorang ibu melempar beberapa lembar uang ketas dan beberapa keping uang logam. Hal seperti itu diikuti dengan beberapa ibu lainnya maju ke depan dan melempar uang yang diarahkan kepada anaknya.

Kegiatan itu menarik perhatian para hadirin dan diiringi tepuk tangan yang meriah. 

Sebelumnya, pada 5 Juli 2007, pada acara yang sama yang dihadiri ketua MPR, Hidayat Nurwahid, ada seorang ibu yang maju ke panggung, membawa uang yang sudah dirangkai dengan tali yang akan dikalungkan ke putranya.  

Itulah adat sawer, nyawer atau saweran. 


Sebenarnya saweran berasal dari adat Sunda pada upacara pernikahan, yaitu kedua orang tua mempelai melempar kepingan uang logam atau beras kuning kepada pengantin.

Sabtu, 07 Juni 2014

Salah Gembok

Intermeso 69: Salah Gembok

 Berita tentang sepeda motor hilang, membuat pemilik motor was-was, dan mencari cara yang diusahakan supaya motor tidak hilang. Cara yang paling umum adalah dengan kunci ganda.

 Ini kisah teman saya. Pagi itu ia memarkirkan motornya di parkiran yang telah disediakan. Tidak lupa ia mengunci jok, mesin, dan mengunci stang. Masih ada lagi, ia mengambil rantai dan gembok, kemudian memasang rantai pada jeruji  roda belakang dan menguncinya dengan gembok besar. Setelah merasa aman ia meninggalkan motornya menuju tempat tugas seperti biasa.

Siang hari, selesai tugas, ia menuju parkiran untuk mengambil motornya, tetapi ia menemukan gembok yg sudah tergeletak  di samping motornya dalam keadaan rantai terbuka, tapi stang, mesin, dan jok motornya masih terkunci. Ia befikir sejenak, bersyukur motornya masih ada, tidak hilang dan iapun pulang.

 Dalam perjalanan menuju rumah, hatinya masih bertanya-tanya tentang rantai gembok yg telah terbuka.

 Besuknya ia mendapat informasi, yang ia gembok itu ternyata motor temannya yg diparkir di sebelahnya karena memang mirip. 

Tentu saja pemilik motor jadi kebingungan, kenapa motornya digembok? Maka si pemilik motor tadi, mencari tukang untuk menggergaji rantai gembok itu.

Hati-hati memang harus!, tetapi teliti juga perlu.