Selasa, 21 Mei 2013
Intermeso 37: Salat Gerhana, Ma'mumnya Habis
Intermeso 37: Salat Gerhana, Ma'mumnya Habis
Tanggapan:
Pak haris cerita nya lucu dan ana jg punya cerita
persis seperti Pak Haris, hanya bedanya kalau cerita saya, imamnya yang
ninggalin makmum.
Cerita nya begini, ketika kita sholat berjamaah di asrama,
tiba2 mati lampu dan smpailah di rokaat terakhir semua makmum menunggu aba2
dari imam untuk mengucap salam setelah tahiyat terakhir, ternyata si imam
mengucap salamnya sangat pelan dan tidak terdengar oleh makmum sampai lama
sekali tidak salam2, akhirnya jamaah masing2 mengucap salam sndr2, eh ternyata
si imam sudah pergi duluan dr tmpt slt. Akhirnya slrh jamaah kebingungan
mencari imam dan ternyata imamnya ngumpet.
Komentar:
Kalau
di kampung teman saya lain lagi, memahami Kitab Safinatunnajah, syarat sahnya
ma'mum a.l. ma'mum harus tahu imam, maka kalau lampu mati, gelap, salatnya
langsung bubar. Karena ma'mum tidak tahu imam. Jadi cukup "bubar"
saja, imamnya tidak usah di-cari2.
Selasa, 14 Mei 2013
Intermeso 36: Salah Kirim Membawa Berkah
Intermeso 36: Salah Kirim Membawa Berkah
Menjelang
ujian semester, perhatian wali santri terhadap putra/putrinya meningkat. Ada
wali santri yang terlalu mengkhawatirkan kesehatan putrinya, terutama menjelang
ujian.
Pihak Pesantren Darunnajah juga meningkatkan perhatian dengan menganjurkan para wali kelas untuk berkirim SMS kepada wali santri.
Istri saya sebagai staf pengasuhan dan tinggal di wilayah asrama putri, tentu menjadi sesuatu yang wajar jika sering ditelepon atau di-SMS wali santri, biasanya tentang kesehatan putrinya. Dari santri yang mag-nya kambuh sampai diminta tolong memperhatikan pola makan dan minum putrinya. Agar diperhatikan, sehari minimal minum 2 liter.
Ada juga wali santri yang sering telpon tentang putrinya, permohonan yang tadi belum dilaksanakan, sudah nelpon lagi.
Karena kapasitas kartu dan HP istri terbatas, maka banyak nomor yang tidak tersimpan, sehingga sering lupa, nomor siapa yang baru saja menelpon.
Suatu saat istri mendapat kiriman pulsa elektrik dari bendahara ujian untuk komunikasi kepanitiaan. Istri langsung mengucapkan terima kasih via SMS. Ternyata SMS dikirim ke wali santri yang memang nomornya sering muncul di HP.
Ternyata SMS tadi salah kirim. Hal itu disadari setelah wali santri juga mengirim pulsa elektrik.
Begitu dicek di *99# pulsa membengkak 100 ribu lebih banyak. Biasanya kalau isi pulsa paling 10 ribu. Maklum, kartunya Flexi irit. Ternyaya salah kirim juga membawa berkah.
Itu baru cerita tentang sibuk menerima telepon dan SMS, saya belum cerita tentang kesibukan menerima buah dan kue kiriman dari wali santri.
Kalau Kiai Mahrus sering cerita kulkasnya selalu penuh buah, kenapa? Karena HP Kyai Mahrus tidak pernah mati.
Coba wali kelas dan musyrifah jangan mematikan HP, insyaAllah wali santri juga senang, merasa putrinya diperhatikan.
Pihak Pesantren Darunnajah juga meningkatkan perhatian dengan menganjurkan para wali kelas untuk berkirim SMS kepada wali santri.
Istri saya sebagai staf pengasuhan dan tinggal di wilayah asrama putri, tentu menjadi sesuatu yang wajar jika sering ditelepon atau di-SMS wali santri, biasanya tentang kesehatan putrinya. Dari santri yang mag-nya kambuh sampai diminta tolong memperhatikan pola makan dan minum putrinya. Agar diperhatikan, sehari minimal minum 2 liter.
Ada juga wali santri yang sering telpon tentang putrinya, permohonan yang tadi belum dilaksanakan, sudah nelpon lagi.
Karena kapasitas kartu dan HP istri terbatas, maka banyak nomor yang tidak tersimpan, sehingga sering lupa, nomor siapa yang baru saja menelpon.
Suatu saat istri mendapat kiriman pulsa elektrik dari bendahara ujian untuk komunikasi kepanitiaan. Istri langsung mengucapkan terima kasih via SMS. Ternyata SMS dikirim ke wali santri yang memang nomornya sering muncul di HP.
Ternyata SMS tadi salah kirim. Hal itu disadari setelah wali santri juga mengirim pulsa elektrik.
Begitu dicek di *99# pulsa membengkak 100 ribu lebih banyak. Biasanya kalau isi pulsa paling 10 ribu. Maklum, kartunya Flexi irit. Ternyaya salah kirim juga membawa berkah.
Itu baru cerita tentang sibuk menerima telepon dan SMS, saya belum cerita tentang kesibukan menerima buah dan kue kiriman dari wali santri.
Kalau Kiai Mahrus sering cerita kulkasnya selalu penuh buah, kenapa? Karena HP Kyai Mahrus tidak pernah mati.
Coba wali kelas dan musyrifah jangan mematikan HP, insyaAllah wali santri juga senang, merasa putrinya diperhatikan.
Kamis, 09 Mei 2013
Cerita dari Tanah Suci: Tukang Becak Naik Haji
Cerita dari
Tanah Suci:
Tukang Becak Naik Haji
Intermeso 52
Ada sinetron Tukang Bubur Naik Haji, yang
diangkat dari kisah nyata. Sekarang ada tukang becak asal Kediri, naik haji,
usianya sudah 68 tahun, kebetulan satu kamar dengan teman saya.
Langsung saya tebak, selain tukang becak, mungkin juga merangkap
sebagai bos becak, atau mungkin menabung per-hari 10 ribu, dalam 10 tahun
akan terkumpul dana 40 juta.
Ternyata, lanjut teman saya, tukang becak naik haji, karena
menabung kebajikan. Dia merawat keponakannya sejak kecil bersama 6
anaknya, dengan modal mengayuh satu becak.
Sekarang keponakannya itu bekerja di sebuah media masa yang terkenal, dialah yang
membiayai haji ONH.
Labbaik allahumma labbaik...
Cerita dari Tanah Suci: Ayam Bakar Terasa Duit
Cerita dari Tanah Suci:
Ayam Bakar Terasa Duit
Intermeso 34
SMS teman saya dari Tanah Suci Mekah: Kemarin ba'da sholat Dhuhur saya
dan istri jalan-jalan ke Plaza Al Safwah Tower, hotel tempat menginap para jama'ah
haji ONH Plus.
Saya coba pesan ayam bakar dan nasi kebuli satu porsi plus jus
apel, ternyata harganya 'cuma' 45 riyal, ya kira-kira sama dengan 165 ribu rupiah.*)
Masalahnya, itu ayam bakar dimakan bukan rasa ayam bakar, tapi rasanya duit, duit rupiah.
-----
*) SAR 1= IDR 3.650
Komentar:
Mungkin seperti kopi luwak, harganya secangkir 'cuma' 135 ribu. Diminum bukan rasa kopi, tapi rasa duit.
Intermeso 33: Cerita dari Tanah Suci (3): Hanya Air Zam-zam
Intermeso 33: Cerita dari Tanah Suci (3): Hanya Air Zam-zam
Tahun 2011 M (1433
H) teman saya menunaikan ibadah haji. Saya selalu komunikasi dengan HP baik
menelpon atau SMS. Berikut SMS teman saya: Banyak jama'ah haji yang belanja HP
seharga 270-400 SAR, ternyata barangnya palsu.
Ada jama'ah yang komentar, "Di Makkah yang asli hanya air Zamzam yang ambil sendiri di masjid, dan unta"
---
Ada jama'ah yang komentar, "Di Makkah yang asli hanya air Zamzam yang ambil sendiri di masjid, dan unta"
---
Komentar: Di Jakarta semua
asli, yang palsu hanya alamat, kata Ayu Tingting.
Langganan:
Postingan (Atom)