Angkat LemariIntermeso 78
Menghadapi tahun pelajaran baru, pesantren sibuk mempersiapkan sarana dan
prasarana pendidikan. Orang tua santri juga sibuk mempersiapkan keperluan
anaknya.
Alkisah, di salah satu pesantren Darunnajah Cabang, 15 Juli adalah hari
kedatangan santri baru. Para santri yang diantar orang tuanya, setelah
menyelesaikan administrasi yang diperlukan, kemudian mereka melihat kamar dan
menaruh barang-barang di kamar yang sudah ditentukan.
Lemari pakaian dan buku sudah tersedia, tetapi karyawan belum sempat mengangkat
ke kamar santri, mohon maklum karena saat itu pekerjaan memang banyak. Maka
para wali santri berinisiatif mengangkat lemari ke kamar.
Salah seorang wali murid ada yang mengangkat lemari sambil ngomong,
"Saya ini lurah, harus angkat lemari juga!". Teman saya yang
kebetulan wali santri menimpali, "Jangankan lurah, saya saja yang punya
yayasan, angkat lemari juga!"
Di situ memang tidak ada pejabat, yang ada adalah para wali santri yang
menginginkan anaknya menuntut ilmu.
Tahun 1987 di Darunnajah pusat ada cerita yang mirip, ketika salah seorang
ustadz kebetulan lewat, disuruh angkat lemari oleh salah seorang wali santri,
terus dikasi uang, tapi tidak diterima.
Hal ini bisa saja terjadi, karena wali santri belum tentu kenal siapa
ustadz dan siapa bukan ustadz, atau memang ada ustadz yang bertampang karyawan.
Makanya pada saat seperti itu ustadz harus pakai dasi, pasti tidak ada yang
berani menyuruh angkat lemari.